pemahaman kecepatan kepadatan, arus lalu lintas


NAMA : TOMMY KAMARUDDIN
NIM      : 26 630 114

PENGANTAR
Sejarah perkembangan manusia terhadap perkembangan kota dapat dilihat
bahwa manusia selalu mempunyai keinginan untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain guna memenuhi kebutuhan. Transportasi merupakan proses kegiatan memindahkan barang dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain (Morlok, 1985). Teori pegerakan arus lalu lintas ini akan menjelaskan mengenai kualitas dan kuantitas dari arus lalu lintas sehingga dapat diterapkan pemilihan model yang paling tepat untuk ruas jalan yang ditinjau. Untuk mempermudah penerapan teori pergerakan lalu lintas digunakan metode pendekatan matematis
untuk menganalisa gejala yang berlangsung dalam arus lalu lintas. Salah satu cara
pendekatan untuk memahami perilaku lalu lintas tersebut adalah dengan menjabarkannya dalam bentuk hubungan matematis dan grafis.
Suatu peningkatan dalam volume lalu lintas akan menyebabkan berubahnya perilaku lalu lintas. Secara teoritis terdapat hubungan yang mendasar antara volume, kecepatan dan kepadatan.m Berdasarkan latar belakang diatas,
maka terdapat beberapa masalah yang kemudian
difokuskan pada bagaimana analisis model
hubungan antara volume, kecepatan dan
kepadatan pada ruas Jalan Slamet Riyadi
Samarinda serta pemilihan model yang sesuai
pada ruas jalan Slamet Riyadi Samarinda.
Adapun maksud dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui analisis model
hubungan antara volume, kecepatan dan
kepadatan pada ruas Jalan Slamet Riyadi
Samarinda serta pemilihan model yang sesuai
pada ruas jalan Slamet Riyadi Samarinda
Untuk membatasi luasnya ruang
lingkup pembahasan dalam suatu penelitian,
maka dalam penelitian ini difokuskan untuk
lokasi penelitian dilakukan di ruas Jalan Slamet
Riyadi Samarinda (2 arah), Waktu pengambilan
data volume dan waktu tempuh dilakukan pada
hari Senin, Rabu, Sabtu dan Minggu pada pukul
07.00 - 09.00 WITA, pukul 11.00 – 13.00
WITA dan pukul 16.00 – 18.00 WITA dengan
interval waktu 5 menit, Jarak pengamatan untuk
mendapatkan waktu tempuh adalah 20 meter,
Analisis hubungan antara Volume, Kecepatan
dan Kepadatan menggunakan metode
Greenshields, Greenberg dan Underwood.
TINJAUAN PUSTAKA


Jalan adalah prasarana transportasi
darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan air, serta di atas permukaan air,
kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan
kabel.
Menurut Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI, Bina Marga, 1997)
mendefinisikan ruas jalan perkotaan sebagai
ruas jalan yang memiliki pengembangan
permanen dan menerus sepanjang seluruh atau
hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi
jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau
bukan. Termasuk jalan di dekat pusat perkotaan
dengan penduduk lebih dari 100.000 jiwa ,
maupun jalan di daerah perkotaan dengan
penduduk kurang dari 100.000 jiwa dengan
perkembangan samping jalan yang permanen
dan menerus.
Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah
sebagai berikut :
1. Jalan dua lajur dua arah tak terbagi
(2/2 UD)
2. Jalan empat lajur dua arah
a. Tak terbagi (tanpa median) (4/2 UD)
b. Terbagi (dengan median) (4/2 D)
3. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2
D)
4. Jalan satu arah (1/1) (Alamsyah, A.A,
2008)
Karakteristik lalu lintas menyatakan
ukuran kuantitas yang menerangkan kondisi
yang dinilai oleh pembina jalan. Karakteristik
lalu lintas pada ruas jalan meliputi volume
(arus), kecepatan, dan kepadatan (MKJI, Bina
Marga, 1997)
Volume adalah jumlah kendaraan (atau
mobil penumpang) yang melalui suatu titik tiap
satuan waktu. Manfaat data (informasi) volume
adalah :
- Nilai kepentingan relative suatu
rute
- Fluktuasi dalam arus
- Distribusi lalu lintas dalam sebuah
sistem jalan
- Kecenderungan pemakai jalan
Data volume dapat berupa volume :
a. Berdasarkan arah arus
- dua arah
- satu arah
- arus lurus
- arus belok (kiri atau kanan)
b. Berdasarkan jenis kendaraan
- Kendaraan Ringan (light
vehicle)
, yaitu indeks untuk
kendaraan bermotor dengan roda 4
(yang termasuk mobil penumpang,
oplet, bus mikro, pick up, station
wagon, colt jeep, dan truk mikro
yang sesuai klasifikasi Bina Marga)
dengan nilai smp adalah 1,0.
- Kendaraan berat (heavy vehicle),
yaitu indeks untuk kendaraan
bermotor dengan roda 4 atau
lebih (yang termasuk bus, truk 2
gandar, truk 3 gandar, dan
kombinasi yang sesuai dengan
klasifikasi Bina Marga) dengan
nilai smp adalah 1,2.
- Sepeda motor (motorcycle), yaitu
indeks untuk kendaraan bermotor
dengan 2 atau 3 roda (termasuk
sepeda motor dan kendaraan roda
yang memenuhi syarat klasifikasi
Bina Marga) dengan nilai smp
adalah 0,25.
- Kendaraan Tak Bermotor
(unmotorized), yaitu indeks untuk
kendaraan tak bermotor dengan
roda (termasuk sepeda, becak,
dokar, kereta dorong yang sesuai
klasifikasi Bina Marga) dengan
nilai smp adalah 1,0.
Volume (arus) lalu lintas, dinyatakan
dengan notasi V adalah jumlah kendaraan yang
melewati suatu titik tertentu dalam suatu ruas
jalan tertentu dalam satu satuan waktu
tertentu, biasa dinyatakan dalam satuan
kendaraan/jam (Tamin, 2003). Hubungan antara
volume, kecepatan dan kepadatan adalah :
V = D. S
dimana, V = Volume atau arus
D = Kepadatan
S = Kecepatan
Kecepatan didefinisikan sebagai laju
dari suatu pergerakan kendaraan dihitung dalam
jarak per satuan waktu. Dalam pergerakan arus
lalu lintas, tiap kendaraan berjalan pada
kecepatan yang berbeda. Dengan demikian
dalam arus lalu lintas tidak dikenal karakteristik
kecepatan kendaraan tunggal. Dari distribusi
tersebut, jumlah rata – rata atau nilai tipikal
dapat digunakan untuk mengetahui


karakteristik dari arus lalu lintas. Dalam
perhitungannya. Kecepatan dinyatakan
dengan notasi S adalah jarak yang dapat
ditempuh dalam satu satuan waktu tertentu
(Tamin, 2003)
Kepadatan (density) didefinisikan
sebagai jumlah kendaraan yang menempati
suatu panjang tertentu dari lajur atau jalan,
dirata – ratakan terhadap waktu, biasanya
dinyatakan dengan kendaraan per mil (Khisty,
2005).
Sedangkan menurut (Tamin, 2003),
kepadatan lalu lintas dinyatakan dengan notasi
D adalah jumlah kendaraan yang berada
dalam satu satuan panjang jalan tertentu,
biasanya dinyatakan dalam satuan
kendaraan/km
Dari Gambar diatas memperlihatkan
saling keterkaitan antara variabel volume,
kecepatan dan kepadatan dari suatu pergerakan
arus lalu lintas.
- Hubungan volume dan kecepatan
adalah dengan bertambahnya volume lalu
lintas maka kecepatan akan berkurang
sampai kepadatan kritis tercapai.
- Hubungan volume dan kepadatan
adalah kepadatan akan bertambah apabila
volumenya juga bertambah. Pada saat tercapai
volume maksimum maka kapasitas jalur jalan
sudah tercapai.
- Hubungan kecepatan dan
kepadatan adalah kepadatan lalu lintas
meningkat maka kecepatan akan menurun
(Tamin, 2003).
Gambar 2.1 juga memperlihatkan
beberapa parameter penting arus lalu lintas
lainnya yang dapat didefinisikan sebagai berikut
:
1. VM = Kapasitas atau arus
maksimum (kendaraan/jam)
2. SM = kecepatan pada kondisi arus
lalu lintas maksimum (km/ jam)
3. DM = kepadatan pada kondisi arus
lalu lintas maksimum (kend/km)
4. Dj = kepadatan pada kondisi arus
lalu lintas macet total (kend/km)
5. Sff = kecepatan pada kondisi arus
lalu lintas sangat rendah
(km/jam)
Hubungan matematis antara arus,
kecepatan dan kepadatan dianggap memenuhi
kondisi batas – batas tertentu adalah sebagai
berikut :
1. Arus sama dengan nol ketika kepadatan
sama dengan nol.
2. Arus sama dengan nol ketika kepadatan
maksimum.
3. Kecepatan bebas rata – rata terjadi
pada waktu kepadatan sama dengan
nol.
4. Kurva – kurva arus kepadatan
berbentuk cembung. (Khisty, 2005).
Model Hubungan Antara Volume
Kecepatan dan Kepadatan ada 3 (tiga) jenis
model yang dapat digunakan untuk
mempresentasikan hubungan matematis antara
ketiga parameter, yaitu :
a. Model Greenshields
b. Model Greenberg
c. Model Underwood
Greenshields
(Wohl and Martin, 1967;
Pignataro, 1973; Salter, 1978; dan Hobbs,1979)
merumuskan bahwa hubungan matematis antara
Kecepatan dan Kepadatan diasumsikan
linear, seperti yang dinyatakan dengan
persamaan.
Selanjutnya hubungan matematis
antara Arus – Kepadatan dapat diturunkan
dengan menggunakan persamaan dasar (2.1),
maka bisa diturunkan persamaan.
Hubungan matematis antara Arus –
Kecepatan
dapat dengan menggunakan
persamaan dasar
Greenberg (Wohl and Martin, 1967;
Pignataro, 1973; Salter, 1978; dan Hobbs,1979)


mengasumsikan bahwa hubungan matematis
antara Kecepatan – Kepadatan bukan
merupakan fungsi linear melainkan fungsi
eksponensial. Persamaan dasar model
Greenberg dinyatakan dengan persamaan.
Hubungan matematis antara Arus –
Kepadatan
dapat diturunkan dengan
menggunakan persamaan
Hubungan matematis antara Arus
– Kecepatan
dapat diturunkan dengan
menggunakan persamaan dasar (2.1), maka
bisa diturunkan persamaan
V = S. C. ebS
Underwood (Wohl and Martin, 1967;
Pignataro, 1973; Salter, 1978; dan
Hobbs,1979) mengasumsikan bahwa
hubungan matematis antara Kecepatan –
Kepadatan
bukan merupakan fungsi linear
melainkan fungsi logaritmik. Persamaan
dasar model Undewood dapat dinyatakan
melalui persamaan
S = Sff. E
Sehingga hubungan matematis antara
Kecepatan – Kepadatan dapat juga
dinyatakan dalam persamaan
Ln S = Ln Sff – D/Dm
Analisis regresi linear adalah metode
statistik yang sangat kuat dan fleksibel untuk
menganalisa hubungan asosiatif antara sebuah
variabel tidak bebas dengan satu atau lebih
variabel bebas (Mangkuatmodj,S, 2004).
Pada model ini terdapat peubah tidak
bebas (y) yang mempunyai hubungan
fungsional dengan satu atau lebih peubah
bebas (xi). Hubungan secara umum dapat
dinyatakan dalam persamaan (2.45) berikut.
Y = A+ BX
dimana, Y = peubah tidak bebas
X = peubah bebas
A = konstanta regresi
B = koefisien regresi
Koefisien korelasi (r) adalah derajat
atau tingkat hubungan antara dua variabel
diukur dengan indeks korelasi. Apabila nilai
koefisien korelasi tersebut dikuadratkan (r2),
maka disebut koefisien determinasi yang
berfungsi untuk melihat sejauh mana ketetapan
fungsi regresi. Nilai koefisien korelasi tersebut
dapat dihitung dengan persamaan.
Besarnya nilai koefisien korelasi
berkisar antara +1 s/d -1. Untuk melihat
kekuatan hubungan antara dua variabel
dilakukan dengan melihat angka koefisien
korelasi hasil perhitungan dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut :
- Jika angka koefisien korelasi
menunjukkan 0, maka kedua
variabel tidak mempunyai hubungan.
- Jika angka koefisien korelasi
mendekati 1, maka kedua
variabel mempunyai hubungan
semakin kuat.
- Jika angka koefisien korelasi
mendekati 0, maka kedua
variabel mempunyai hubungan
semakin lemah.
- Jika angka koefisien korelasi sama
dengan +1, maka kedua variabel
mempunyai hubungan linear
sempurna positif (hubungan searah).
Korelasi sempurna seperti ini
mempunyai makna jika nilai
variabel X naik, maka nilai variabel
Y juga naik.
- Jika angka koefisien korelasi
menunjukkan -1, maka kedua
variabel mempunyai hubungan
linear smpurna negatif (hubungan
terbalik). Korelasi sempurna seperti
ini mempunyai makna jika nilai
variabel X naik, maka nilai varibel Y
turun (Mangkuatmodjo, S, 2004)
CARA PENELITIAN

7
Pengambilan data dilakukan
dengan survei langsung di lokasi
penelitian, yang meliputi :
1. Pencatatan Volume Lalu Lintas
Untuk mendapatkan
hubungan matematis antara volume,
kecepatan, dan kepadatan diperlukan
data volume lalu lintas. Dalam
penelitian ini, pengambilan data
dilakukan selama 4 (empat) hari,
yaitu hari Sabtu, Minggu, Senin dan
Rabu pada pukul 07.00 – 09.00
WITA, pukul 11.00 – 13.00 WITA
dan pukul 16.00 – 18.00 WITA.
Pencatatan jumlah dan jenis
kendaraan yang lewat dilakukan setiap
interval 5 (lima) menit. Setiap
kendaraan yang lewat dicatat dalam
suatu formulir yang telah
disiapkan. Untuk mendapatkan arus
dalam satuan mobil penumpang (smp),
maka perlu dikalikan dengan faktor
konversi dari berbagai jenis
kendaraan mejadi satuan mobil
penumpang. Nilai ekivalensi yang
digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan pada Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI 1997) yaitu:
1. Kendaraan ringan = 1.00
2. Kendaraan berat = 1.20
3. Sepeda motor = 0.25
2. Pengukuran Kecepatan Kendaraan
Pengumpulan data kecepatan
kendaraan dilakukan menggunakan
stopwatch dengan cara mengamati
waktu tempuh kendaraan selama
melewati jalan yang telah diberi lakban
melintang dengan jarak 20 meter.
3. Pengukuran Kepadatan Kendaraan
Pengambilan data kepadatan
kendaraan tidak diukur di lapangan,
tetapi perolehan nilainya dengan
menggunakan formula hubungan
antara volume dan kecepatan lalulintas.
4. Metode analisis data
Hubungan antara volume, kecepatan
dan kepadatan dianalisis dengan
metode Greenshields, Greenberg,
dan Underwood sedangkan
pengujian statistik dengan mencari
hubungan antara parameter tersebut
melalui analisis regresi. Dari masingmasing model tersebut di analisis
korelasinya terhadap data volume,
kecepatan dan kepadatan yang
diperoleh dari lapangan. Model
dengan nilai koefisien determinasi
(R 2) terbesar menjadi model yang
dipilih.
PEMBAHASAN
Data volume lalu lintas dicatat di dua
tempat, yaitu arah Utara dan arah Selatan. Data
diambil dengan periode 5 menit, kemudian data
masing-masing kendaraan tersebut dijumlah
dan dijadikan dalam satuan kendaraan perjam.
Volume lalu lintas yang melewati segmen jalan
pada lokasi pengamatan arah utara dan arah
selatan periode perjam sangat bervariasi. Hal
tersebut dapat dilihat pada table sebagai berikut:
Data volume arah utara
Data Volume arah Selatan


PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan nilai determinan (R2) diatas, untuk
arah Utara model yang sesuai adalah model
hubungan Underwood dengan nilai koefisien
determinan (R2) = 0,525 dan kecepatan
maksimum 21,115 km/jam, kepadatan
maksimum 12,460 smp/jam, dan volume
maksimum 263,101 smp/jam. Sedangkan untuk
arah selatan model yang sesuai adalah model
hubungan Underwood dengan nilai koefisien
determinan (R2)=0,424 dan kecepatan
maksimum 19,707 km/jam, kepadatan
maksimum 14,293 smp/jam, dan volume
maksimum 281,679 smp/jam
Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan
sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Studi model hubungan karakteristik volume,
kecepatan dan kepaatan untuk jenis dan tipe
jalan yang lain di Kota Samarinda masih
diperlukan untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh.


DAFTAR PUSTAKA
Edward K. Morlok, 1985. Perencanaan Transportasi. Erlangga : Universitas Sumatera : Padang
Alamsyah, A.A, 2008. Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang
Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum RI, 1997. Manual Kapasitas
Jalan Indonesia
. Jakarta
Khisty, C.J, 2005. Dasar –Dasar Rekayasa Transportasi Edisi Ketiga Jilid 1.
Erlangga: Jakarta
Mangkuatmodjo, S, 2004. Statistik Lanjutan. Rineka Cipta: Jakarta
Tamin, O. Z, 2003. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Edisi Kesatu. Insitut Teknologi
Bandung: Bandung
Tamin, O. Z, 2006. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Edisi Kedua.
Insitut Teknologi Bandung: Bandung

Komentar

Postingan Populer