Konsep dasar dan analisa Traffic signal
TUGAS
REKAYASA
LALULINTAS

DI SUSUN OLEH
NAMA : TOMMY
KAMARUDDIN
NIM : 16
630 114
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2019
LAMPU LALU LINTAS ( TRAFFIC
SIGNAL)
Lampu lalu lintas secara sederhana dapat
diterangkan sebagai lampu yang berada pada kanan kiri pendekat dari simpang
berupa tiang dengan tiga buah lampu yang berderet dari atas ke bawah dengan
warna merah pada deret paling atas kemudian kuning dan hijau yang paling bawah.
Pemasangan lampu lalu-lintas merupakan suatu
upaya pengaturan simpang yang mengacu pada pertimbangan :
- Tundaan dari arah minor ³ 30 detik selama delapan jam dalam sehari.
- Arus kendaraan dari masing-masing lengan ³ 750 kendaraan / jam selama delapan jam dalam sehari.
- Arus pejalan kaki dari masing-masing lengan ³ 175 orang / jam selama delapan jam dalam sehari.
- Angka kecelakaan ³ 5 kejadian/tahun.
Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi
maka pemasangan lampu lalu-lintas menjadi tidak layak dan jika dipaksakan maka
:
- Terjadi pemborosan karena biaya pengadaannya cukup mahal.
- Timbul tundaan yang tidak perlu pada jalan utama.
- Menimbulkan ketidakpatuhan dari pengemudi karena
memang dirasakan tidak perlu atau tidak ada gunanya.
- Mengurangi kapasitas simpang.
JENIS-JENIS SISTEM PENGATUR
LAMPU LALU-LINTAS
Jenis sistem pengaturan Lampu lalu-lintas
dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni:
Pretime Controller
Sistem ini disebut juga sebagai sistem dengan
pengaturan waktu tetap (fixed time controller) karena pada sistem ini, lama waktu siklus, phase, waktu hijau,
merah, dan lainnya disetel secara tetap sepanjang hari.
Cara seperti ini sangat baik dipasang pada
simpang dengan pola lalu lintas yang stabil, ataupun jika terjadi variasi arus
lalu lintas maka variasi itu masih dalam koridor yang bisa diakomodasi oleh
sistem, ini tanpa terjadi tundaan atau kemacetan yang berarti.
Keuntungan pemakaian sistem pretime controller :
- Karena semua diseting secara tetap yakni: lama waktu siklus,
waktu hijau, dan lain-lainnya maka akan lebih tepat koordinasinya terutama
pada simpang simpang yang berurutan atau berderet karena rata-rata tundaan
akibat berhenti (stopped delay) lebih kecil daripada sistem actuated.
- Kerja alat tidak terpengaruh oleh pergerakan kendaraan dari
arah pendekat sehingga tidak ada pihak yang dirugikan akibat pengaruh
mobil mogok misalnya atau oleh adanya perbaikan jalan.
- Lebih tepat jika dioperasikan pada suatu daerah simpang
dengan jumlah pedestrian besar.
- Harga peralatannya jauh lebih murah dibandingkan dengan
sistem actuated dan
lebih mudah perawatannya.
Semiactuated Controller
Pada sistem ini didisain agar lampu hijau pada
jalan utama selalu menyala sepanjang hari. Lampu hijau akan berubah menjadi
merah manakala detektor pada jalan minor menangkap sinyal akan adanya kendaraan
yang hendak memasuki simpang. Pengoperasian ini adalah bahwa: panjang waktu
siklus dan hijau bervariasi dari siklus satu ke siklus berikutnya sesuai dengan
arus demand.
Fully Actuated Controller
Berbeda dengan sistem semiactuated controller yang detektor hanya dipasang pada jalan
minor, maka pada sistem ini seluruh kaki simpang dipasang detektor. Sistem ini
dipakai jika arus kendaraan sangat bervariasi sepanjang hari dan disukai karena
bersifat responsif terhadap kebutuhan atau kondisi lalu-lintas. Sama dengan
sistem semiactuated,
panjang waktu siklus dan hijau bervariasi dari siklus satu ke siklus berikutnya
sesuai dengan arus demand. Secara umum waktu hijau
maksimum dan minimum diberikan pada tiap phase.
Detektor biasanya diletakkan di bawah
permukaan jalan namun kadang-kadang diletakkan pada tiang lampu sinyal.
Jenis-jenis yang biasa dipergunakan adalah: inductive loop detector(kumparan induktif), magnetometer, dan microwave detector (detektor gelombang mikro).
Sejauh ini inductive loop detector yang lebih umum dipakai. Prinsip kerja
dari sistem ini adalah: suatu kumparan dari kawat metal ditanam pada perkerasan
kemudian ditutup dengan pengisi epoxy. Setiap ada kendaraan yang lewat dia atas
detektor, berat metal akan merubah induksi kumparan dan secara otomatis akan
menghitung jumlah kendaraan.
Keuntungan pemakain sistem actuated controller:
- Lebih efisien dipakai pada simpang-simpang dimana fluktuasi
arus lalu lintasnya tidak bisa diatasi dan diprogram dengan sistem pretime controller.
- Lebih efisien diterapkan pada simpang-simpang yang kompleks.
- Lebih efisien baik bagi jalan utama maupun jalan minor karena
pemutusan waktu hijau hanya terjadi jika dibutuhkan oleh arus minor
ataupun oleh pejalan kaki.
- Lebih efisien pada simpang-simpang yang lokasinya tidak
menguntungkan
- Lebih menguntungkan pada operasi yang menerus tanpa
membutuhkan tundaan pada jalan utama
- Diterapkan terutama pada alokasi dimana lampu kontrol lalu
lintas hanya diperlukan dalam waktu yang singkat dalam sehari.
- Sistem actuated secara umum dapat meminimalkan tundaan terutama jika
arus demandsangat
bervariasi.
DEFINISI-DEFINISI PADA LAMPU
SINYAL
- Jalan Utama (Main
Road atau Major Street). Adalah arah bagian dari
pendekat dari simpang yang memiliki arus lalu lintas yang lebih besar dari
arah lainnya yang biasanya diwujudkan dalam bentuk geometrik dengan lebar
lengan yang lebih lebar dari lengan yang lain.
- Jalan Minor (Minor
Street). Adalah arah bagian dari pendekat dari simpang yang
memiliki arus lalu lintas yang lebih kecil dari arah lainnya yang biasanya
diwujudkan dalam bentuk geometrik dengan lebar lengan yang lebih sempit
dari lengan yang lain.
- Waktu Siklus (Cycle
Time). Adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
putaran dari sinyal pada suatu simpang.
- Phase. Bagian dari waktu
siklus yang dialokasikan bagi sembarang lalu lintas untuk mengadakan
pergerakan.
- Waktu antara (Clearance
Interval = Change Interval). Adalah total waktu periode kuning
dan semua merah (all red) yang terjadi pada akhir periode hijau
yang dimaksudkan untuk membersihkan atau mengosongkan simpang sebelum
pergerakan berikutnya dimulai atau merupakan periode kuning dan merah
semua antar dua phase sinyal yang berurutan. Istilah lain yang juga
dipakai, pada IHCM 1997 dan Metoda Akcelik, adalah Intergreen.
- Waktu Hijau (Display
Green). Waktu nyala hijau dari suatu pendekat.
- Waktu Hijau Efektif (Effective
Green). Waktu dalam satu phase yang efektif diijinkan mengalirkan
pergerakan. Secara umum waktu hijau efektif adalah waktu hijau ditambah
dengan waktu antara dikurang dengan waktu hilang.
- Waktu Hilang (Lost Time). Adalah waktu dimana
simpang tidak efektif digunakan untuk pergerakan yang dalam hal ini
terjadi selama waktu antara dan awal dari masing-masing phase dimana
kendaraan dalam antrian mengalami kelambatan.
- Rasio Hijau Efektif (Green
Time Ratio). Perbandingan antara waktu hijau efektif dengan panjang
siklus.
- Waktu Merah Efektif. Adalah waktu efektif dimana tidak diijinkan adanya
pergerakan, yakni merupakan panjang siklus dikurangi dengan waktu hijau
efektif untuk phase tertentu.
SUMBER REFERENSI :
Catatan Kuliah Rekayasa Lalu
Lintas (September 2006). Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Komentar
Posting Komentar